http://emoticongue.blogspot.com -->

.t.h.e. .l.a.m.p. .p.o.s.t.

Tuesday, February 06, 2007

Solitary State

Posting ini dibuat gara-gara ada temenku yang dalam sebulan ini nggak bisa aku hubungin sama sekali, tiba-tiba nelpon aku beberapa waktu lalu. Ceritanya selama sebulan ini dia lagi stress dan mutusin untuk menghilang dari jaringan sosialnya.
Well, kenapa bisa gitu ya?

Apa itu?
Solitary state adalah keadaan dimana seseorang menarik diri dari lingkungan sosialnya dan mengucilkan diri sendiri.

Mengapa?
Ada beberapa sebab yang aku tahu kenapa orang masuk ke solitary state:
  • Tidak ingin menyakiti orang lain.
    Biasanya saat aku tertekan, entah karena apa, aku masuk ke solitary state karena saat aku tertekan, biasanya I biasanya sarkastis and kasar. Nyobek paper yang kubaca waktu pusing gara-gara nggak paham, mukul meja gara-gara kodingan salah, hanya salah satu contoh dari ekspresi rasa tertekanku. Salah-salah objek pelampiasan kekesalanku bisa jadi orang di sekitarku.
  • Nggak percaya sama orang lain
    Biasanya hal ini terjadi kalo habis dikhianati, entah sama pacar atau sahabat atau rekan. Biasanya kita sudah nggak tahu lagi siapa yang harus dipercaya, sehingga kita memilih untuk ngambil jarak dengan orang lain dan masuk ke solitary state.
  • Nggak mau buang-buang tenaga
    Solitary state bisa dilakukan karena interaksi sama orang seringkali ngehabisin banyak tenaga. Hal ini biasanya kalo orang lagi banyak kerjaan, deadline demi deadline berdatangan. Akhirnya bersosialisasi yang ngehabisin tenaga dirasa nggak penting dan ditinggalin. Tipikal orang yang ngelakuin ini biasanya introvert(kayak aku), karena berbeda dengan orang ekstrovert yang mendapat tenaga dari perhatian orang(semakin diperhatikan semakin semangat), orang2 introvert cenderung kehabisan tenaga saat diperhatikan orang lain.
  • Lagi nggak mood aja
    Solitary state bisa terjadi karena yah... begitulah... lagi nggak mood njelasin soalnya udah jelas kan? ;p
  • Ada orang yang dihindari
    Meskipun kadang hanya seorang dua orang yang dihindari tapi kebijakan(halah) solitary state dilakukan untuk mengurangi resiko interaksi dengan orang yang di-persona-non-grata-kan.
  • Kesedihan dan duka mendalam
    Solitary state biasanya dipilih terjadi setelah kehilangan orang yang kita sayangi. Kita biasanya berkubang dengan duka dan rasa sakit. Entah kenapa duka dan rasa sakit itu jadi candu buat yang ngalamin.
  • Patah hati
    Solitary state dipilih karena patah hati itu sakit. Buat yang udah patah hati pasti tahu rasanya. So no comment.
  • Apatisme
    Masuk solitary state gara-gara apatis? Yah... salah satu sebabnya adalah karena kita emang ngerasa nggak butuh orang lain.
  • Alasan lain yang nggak aku ketahui
    Hei... Aku bukan all-knowing-guy. Aku juga bukan psikolog, ada hal2 yang nggak aku pahami. Ini lho mbuatnya juga iseng.
Cara mengatasinya?
Ndak tahu. Jika kita adalah korban dari kebijakan ini maka satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah menunggu sang pelaku membuka komunikasi. Kalo dikejar-kejar, biasanya pelaku tambah bersembunyi semakin dalam dalam cangkang amannya. Setiap orang butuh waktu sendiri bukan?

Tapi kalo terlalu lama dibiarin juga nggak baik. Cobalah berbicara sama dia. Aku berpendapat sahabat berani mengambil resiko, meskipun resiko itu resiko untuk dibenci oleh orang yang dia sayangi.

Jika kita pelaku, maka sadarlah, ada orang-orang yang masih peduli sama kita, dan sikap kita ini menyakiti mereka(trust me, I know that well!).

Simpulan
Simpulkan sendiri, emang ini TA apa?

Saran
Please, jangan lama-lama dalam Solitary State, nggak baik untuk kesehatan dan lingkungan sosialmu.

Okay... see you next time...

Labels: , , , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home